Mengenal Apa Itu Mastitis

Mengenal Apa Itu Mastitis

Mastitis peradangan payudara

RS UNS – Mastitis adalah kondisi peradangan pada payudara yang dapat disertai dengan ada atau tidak adanya infeksi. Siapa pun dapat terkena mastitis. Kondisi ini paling umum terjadi pada wanita yang menyusui. Pria dan wanita yang tidak menyusui juga dapat terkena mastitis, tetapi kondisi ini jarang terjadi. Kejadian mastitis pada ibu menyusui dapat terjadi pada 6-8 minggu pertama masa menyusui. Kondisi yang lebih parah dari mastitis ini dapat terjadi adanya kasus abses payudara (Tristanti and Nasriyah, 2019). Faktor resiko yang dapat menjadi penyebab mastitis antara lain stasis ASI, putting susu lecet dan faktor kelelahan pada ibu (Hasanah, Hardiani and Susumaningrum, 2017). Ibu yang mengalami putting susu lecet, maka akan menjadi jalan masuk bagi mikroorganisme untuk menginfeksi payudara. Kebiasaan proses pengosongan payudara yang tidak tuntas dapat menyebabkan stasis atau bendungan payudara yang kemudian akan menjadi media berkembangnya mikroorganisme. Kondisi ibu dengan kelelahan dapat menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan tubuh sehingga memudahkan terjadinya infeksi oleh mikroorganisme (Alasiry, 2013).

Penyebab Mastitis

Berikut adalah beberapa penyebab mastitis yang umum:

a. Bakteri

Infeksi bakteri Staphylococcus Auereus yang dapat masuk ke dalam jaringan payudara melalui celah atau retakan puting payudara, terutama saat menyusui. Puting payudara yang retak atau lecet dapat terjadi akibat posisi menyusui yang tidak benar. Akibatnya bakteri menjadi lebih mudah untuk memasuki payudara dan berkembang biak di dalam payudara sehingga menyebabkan infeksi.

b. Penyumbatan Saluran ASI

Saluran ASI yang tersumbat atau pengosongan payudara yang tidak sempurna dapat menyebabkan payudara terisi penuh oleh susu dan menyebabkan saluran susu dalam payudara tersumbat. Hal ini akan membuat ukuran dari payudara membesar dan lebih rentan terinfeksi oleh bakteri.

c. Faktor Risiko Lainnya

Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko mastitis yaitu terdapat riwayat mastitis sebelumnya, frekuensi menyusui yang jarang atau waktu menyusui yang pendek, pelekatan bayi pada payudara yang kurang baik, penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat, produksi ASI berlebihan, serta ibu stres atau kelelahan sehingga menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan tubuh sehingga memudahkan terjadinya infeksi oleh mikroorganisme.

Gejala Mastitis

Pada wanita yang menderita mastitis, akan muncul beberapa gejala, diantaranya:

  1. Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri.
  2. Demam dengan suhu lebih dari 38,5°C
  3. Menggigil
  4. Nyeri atau ngilu seluruh tubuh
  5. Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi menolak menyusu karena ASI terasa asin
  6. Timbul garis-garis merah ke arah ketiak.

 

Pencegahan Mastitis

Pencegahan mastitis utamanya berfokus pada menjaga kebersihan, memperhatikan teknik menyusui yang benar, dan menghindari faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya peradangan pada payudara. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil:

  • Menjaga kebersihan tangan, puting susu dan alat pompa ASI

Ibu harus senantiasa memperhatikan kebersihan tangannya saat akan menyusui. Penting sekali tenaga kesehatan rumah sakit memberikan edukasi kepada ibu yang baru pertama kali menyusui atau keluarganya untuk mengetahui teknik mencuci tangan yang baik. Usahakan selalu menjaga kebersihan payudara dengan cara membersihkan dengan kapas dan air hangat sebelum dan sesudah menyusui. Alat pompa ASI juga biasanya menjadi sumber kontaminasi sehingga perlu dicuci dengan sabun dan air panas setelah digunakan.

  • Menggunakan pakaian dalam yang sesuai dengan ukuran payudara

Sebaiknya perlu diperhatikan untuk menggunakan pakaian dalam yang sesui dengan ukuran dan tidak ketat karena tertekannya duktus akibat pakaian yang ketat dapat menyebabkan ASI terbendung.

  • Pastikan posisi dan pelekatan menyusui yang benar

Ibu harus duduk dengan tegak dan nyaman. Kepala bayi sejajar dengan payudara, tubuhnya menghadap langsung ke ibu, dan perut bayi menyentuh tubuh ibu. Bibir bayi harus terbuka lebar dan menempel pada areola (bagian gelap di sekitar puting payudara), bukan hanya puting saja. Pelekatan yang tepat adalah kunci agar bayi dapat menyusu dengan efektif dan mencegah masalah seperti puting lecet atau peradangan pada payudara ibu.

  • Kosongkan payudara secara teratur dan menyeluruh

Ibu menyusui sebaiknya perlu mengeluarkan sebagian ASI setiap 3 – 4 jam dengan cara memerah dengan tangan atau pompa ASI. Sebelum memerah ASI pijatan di leher dan punggung dapat merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang menyebabkan ASI mengalir. Ibu juga sebaiknya secara teratur menyusui bayinya agar payudara tidak menjadi bengkak.

Pengobatan Mastitis

Pengobatan mastitis umumnya melibatkan kombinasi beberapa langkah untuk meredakan gejala. Berikut adalah beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan:

  1. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan antibiotik atau penanganan lebih lanjut jika diperlukan. 
  2. Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi peradangan dan nyeri. 
  3. Lanjutkan menyusui (jika memungkinkan) atau perah ASI secara teratur untuk mencegah penyumbatan. 
  4. Istirahat yang cukup dan konsumsi makanan bergizi. 

Mastitis adalah kondisi yang umum namun bisa sangat mengganggu bagi ibu menyusui. Dengan pemahaman yang tepat tentang penyebab, cara pencegahan, dan penanganannya, mastitis dapat diatasi dengan cepat tanpa harus menghentikan proses menyusui. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika gejala tidak membaik. Ingat, menjaga kesehatan ibu sama pentingnya dengan memberikan yang terbaik bagi bayi.

Ditinjau oleh : dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *