DIALOG SEHAT RS UNS : “BEDAH PLASTIK, CANTIK ATAU SEHAT?”

DIALOG SEHAT RS UNS : “BEDAH PLASTIK, CANTIK ATAU SEHAT?”


RS UNS – Rabu, 17 September 2025, Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) kembali menghadirkan program Dialog Sehat yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada publik tentang berbagai aspek kesehatan. Pada kesempatan kali ini, RS UNS mengangkat tema “BEDAH PLASTIK, CANTIK ATAU SEHAT?” dengan menghadirkan dr. Almas Mirza Murastomo, M.Ked.Klin., Sp. B.P.R.E, seorang Dokter Spesialis Bedah Plastik, Rekonstruksi, dan Estetik RS UNS sebagai narasumber, serta dipandu oleh dr. Aizawanda Rizqi Eiffellia, PPDS Dermatologi dan Venereologi FK UNS untuk membahas mengenai bedah plastik yang sedang banyak diperbincangkan dan perlu dilakukan bagi sebagian orang.

Bedah Plastik : Cantik atau Sehat?
Bedah plastik adalah prosedur bedah untuk memperbaiki atau membentuk ulang jaringan tubuh yang rusak akibat cedera, penyakit, atau kelainan bawaan, serta untuk meningkatkan penampilan estetika seseorang. prosedur ini terbagi menjadi bedah plastik rekonstruksi, yang bertujuan mengembalikan fungsi dan bentuk, dan bedah plastik estetik, yang bertujuan untuk mempercantik.
“Bedah plastik menjadi pro dan kontra di kalangan publik dikarenakan sebagian orang awam hanya mengetahui bahwa bedah plastik murni untuk kecantikan atau estetika saja. Pada intinya, bedah plastik sendiri lebih diutamakan pada bagian rekonstruksinya. Secara mudah, rekonstruksi adalah membuat sesuatu yang baru dari yang tidak normal menjadi normal atau mendekati normal, sedangkan estetika membuat sesuatu yang baru dari yang normal menjadi super normal. Pada kasus estetika, seseorang tidak memiliki gangguan fungsi untuk sehari-hari, namun memiliki rasa ketidakpuasan tersendiri atau secara penampilan kurang proporsional.” tutur dr. Almas.

Bedah Plastik Rekonstruksi
dr. Almas mengatakan bahwa, “rekonstruksi berperan dari segi fungsi, dimana fungsi-fungsi itu mengganggu kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya yaitu, ketika kita terkena luka bakar, misal pada bagian wajah, maka kita mungkin akan kesulitan untuk makan atau mengalami gangguan penglihatan. Dalam hal itu, rekonstruksi diharapkan dapat mengembalikan fungsinya dengan normal atau menjadi sehat terlebih dahulu sehingga dapat menjalankan kegiatan sehari-hari.”
Selain luka bakar, dr. Almas juga mengungkapkan bahwa keterbatasan gerak dan keganasan juga menjadi salah contoh dari kasus rekonstruksi. Keganasan biasanya terjadi dimana setelah pengangkatan tumor atau sel kanker, ada sisa luka yang terbuka atau menganga. Hal itu menjadi salah satu bagian rekonstruksi untuk menutup luka tersebut. Bekas luka upnormal atau yang sering kita ketahui dengan keloid, juga sering menjadi kasus yang terjadi pada rekonstruksi.
Pada kasus anak-anak, biasanya terjadi karena faktor genetik atau bawaan lahir salah satunya yaitu bibir sumbing. Ada beberapa kondisi dimana tidak hanya ada satu masalah namun beberapa masalah seperti masalah di bibir dan langit-langit mulutnya. Proses rekonstruksi harus dilakukan secara komprehensif supaya dapat dikembalikan fungsinya secara normal.

Urgensi Bedah Plastik
Prosedur bedah plastik dapat dilakukan antara lain ketika memiliki gangguan fungsi untuk kegiatan sehari-hari dan ada atau tidaknya kegawatan sehingga memerlukan penanganan yang cepat. Untuk batasan usia seperti pada kasus bibir sumbing pada bayi, tidak bisa dilakukan ketika masih berusia satu atau dua minggu dikarenakan aspek-aspek tertentu seperti kulit yang belum cukup kuat yang nantinya dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Dalam usia dewasa, ketika seseorang mempunyai penyakit tertentu, maka perlu dioptimalkan atau dinormalkan terlebih dahulu.
dr. Almas memaparkan bahwa kasus penyakit yang biasanya ditemui yaitu diabetes, maka perlu dioptimalkan terlebih dahulu, tidak bisa kadar gula darah tinggi dilakukan operasi secara langsung. Hipertensi juga menjadi salah satu kondisi yang perlu diwaspadai, intinya harus dalam keadaan normal terlebih dahulu. Kalau dipaksakan dapat muncul risiko yang lebih besar.
Dalam segi estetika, biasanya pasien datang dalam keadaan atau kondisi yang normal. Dalam hal ini, seseorang sudah mempersiapkan kondisinya terlebih dahulu dikarenakan bedah plastik estetika dilakukan karena hanya ingin mengubah penampilan sesuai keinginan seseorang bukan dikarenakan untuk mengembalikan fungsi yang tidak normal.

Apakah aman dilakukan?
Untuk memastikan keamanannya, dr. Almas menjelaskan bahwa perlu untuk memastikan legalitas tenaga medisnya, seperti sertifikasi yang jelas dan sudah terdaftar secara resmi. Perlu diketahui juga apa yang menjadi landasan atau tujuan seseorang untuk melakukan bedah plastik tersebut, apakah rekonstruksi atau estetika. Seseorang yang akan melakukan bedah plastik perlu diedukasi bahwa semua tindakan ada fase atau tahapnya. Dalam hal ini, tindakan yang dilakukan tidak bersifat instan, seperti fase penyembuhan yang optimal maka memerlukan waktu sekian bulan atau tahun.
“Tindakan bedah plastik memiliki jangka pendek, menengah, dan panjang dalam hal komplikasi dan penyembuhan. Seperti dalam kasus luka bakar, kalau jangka pendek luka masih ada infeksi, kotor terus berlanjut ke jangka menengah, bahkan jangka panjang. Perlu dilakukan kontrol secara rutin kepada dokter yang menangani untuk mengurangi risiko atau komplikasi. Setelah tindakan bedah plastik, jarang sekali terjadi alergi dikarenakan biasanya alergi disebabkan oleh implant dari luar, sedangkan jika faktor dari dalam biasanya tidak pernah terjadi alergi maka dari itu harus dipastikan bahannya supaya aman.” tutur dr. Almas
Dalam segi estetika, seseorang pasti memiliki level ekspektasi yang menjadi acuan untuk perubahan yang diinginkan. Dalam hal ini, seseorang harus siap terhadap tingkat keberhasilan dan kegagalan yang mungkin terjadi. Kemungkinan gagal pasti ada dalam setiap tindakan, namun jika tindakan dilakukan sesuai dengan prosedur maka dapat dipastikan bahwa tindakan tersebut aman dan sesuai yang diharapkan. Dengan memahami edukasi yang diberikan oleh dokter spesialis dan melakukan kontrol secara rutin, dapat menjadi cara untuk mengurangi atau bahkan menghindari kegagalan.

Bedah Plastik di Rumah Sakit UNS
Rumah Sakit UNS menyediakan layanan bedah plastik, baik rekonstruksi maupun estetika. Bedah plastik rekonstruksi mencakup penanganan berbagai kondisi seperti bekas luka (luka bakar, luka parut, atau luka abnormal), kelainan bawaan (misalnya bibir sumbing atau jumlah jari yang berlebih), serta trauma akibat kecelakaan. Sementara itu, bedah plastik estetika meliputi prosedur seperti liposuction, rhinoplasty, facelift, perbaikan fitur wajah, peningkatan tampilan payudara, dan berbagai tindakan estetika lainnya. Jika Sobat Sehat tertarik untuk mendapatkan layanan bedah plastik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetika di Rumah Sakit UNS.