DIALOG SEHAT RS UNS MEMPERINGATI WORLD HEART DAY 2025: “DON`T MISS A BEAT”

DIALOG SEHAT RS UNS MEMPERINGATI WORLD HEART DAY 2025: “DON`T MISS A BEAT”


RS UNS – Dalam rangka memperingati World Heart Day 2025, Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) menyelenggarakan kegiatan Dialog Sehat bertema “ Don’t Miss A Beat” yang menyoroti “Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Jantung Koroner (PJK) serta Aritmia dengan menghadirkan dua narasumber, yaitu dr. Irizarifka, Sp.JP,SubSp.Ar (K), FIHA, FAPSC, FAsCC, FHFA, FACC, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan RS UNS, dan dr. Abiseka Panji Baskoro Baskoro, Sp.JP, FIHA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS UNS. Acara ini disiarkan langsung melalui platform digital Instagram Rumah Sakit UNS yang dipandu oleh dr. Muhammad Faruqy Ismid, PPDS Jantung dan Pembuluh Darah FK UNS.

 

Aritmia : Gangguan Irama Jantung Pertanda Penyakit Jantung Koroner

Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang menyebabkan detak jantung menjadi tidak normal yakni: bisa terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur. Gangguan irama jantung ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, kerusakan jaringan jantung, hingga faktor genetik. Gejala Aritmia dapat berupa:

  1. Palpitasi (detak jantung terasa cepat atau tidak teratur) 
  2. Pusing atau pingsan 
  3. Sesak napas 
  4. Nyeri dada

 

Penyakit Jantung Koroner (PJK) 

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah kondisi di mana arteri koroner (pembuluh darah yang memasok darah ke jantung) menyempit atau tersumbat akibat penumpukan plak. Penyebab utama PJK adalah aterosklerosis, yaitu proses penumpukan plak di dinding arteri. Plak ini terdiri dari kolesterol, lemak, dan zat lainnya. 

 

“Penyakit jantung koroner dimulai dari tumpukan lemak yang berada di pembuluh darah koroner yang bisa sewaktu-waktu pecah, hal itu membuat pembuluh darah koroner tersumbat total, maka timbul serangan jantung.” tutur dr. Irnizarifka.

 

Faktor Penyebab Penyakit Jantung Koroner 

Faktor penyebab jantung koroner meliputi faktor yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor yang dapat diubah adalah merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi, diabetes, serta stres. Faktor yang tidak dapat diubah termasuk usia (semakin tua risiko meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih berisiko), dan riwayat keluarga. 

 

Gejala Penyakit Jantung Koroner

dr.Irnizarifka menjelaskan bahwa keluhan penyakit jantung seacara umum yang utama yaitu berupa sesak napas, nyeri dada, berdebar dan atau pingsan. Sedangkan untuk keluhan dari penyakit jantung koroner sendiri berupa nyeri dada tipikal seperti diremas, ditindih benda barat, dan tembus ke punggung maupun lengan.

 

Prevensi atau Upaya Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Menerapkan perilaku hidup sehat, dapat menjadi langkah awal untuk mencegah penyakit jantung koroner. Berdasarkan paparan dr. Panji, pencegahan penyakit jantung koroner dapat dimulai dengan mengkonsumsi makanan yang sehat seperti makanan tinggi serat seperti buah dan sayur, dan lebih banyak mengkonsumsi ikan dibandingkan dengan daging merah. Selain dari konsumsi makanan, melakukan aktivitas fisik selama 150 menit dalam seminggu juga dapat menjadi salah satu upaya pencegahan penyakit jantung koroner. Dalam pelaksanaan aktivitas fisik dalam 150 menit dalam seminggu dapat dibagi sesuai dengan kebutuhan kita seperti jogging, sepeda santai, dan olah tubuh.

 

“Menurut data dari Federasi Jantung Dunia (World Heart Federation), satu dari tiga orang dewasa tidak bergerak dengan cukup. Dengan melakukan aktivitas fisik selama tiga puluh menit per hari cukup menurunkan kira-kira 80% risiko seseorang mengalami penyakit kardiovaskular.” tutur dr.Irnizarifka.

 

Kesimpulan

Kegiatan Dialog Sehat RS UNS dalam rangka World Heart Day 2025 memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit jantung koroner serta aritmia melalui pola hidup sehat, seperti menjaga pola makan, rutin beraktivitas fisik, dan menghindari faktor risiko seperti merokok serta stress. Melalui edukasi ini, RS UNS berkomitmen meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan jantung dan mendukung upaya global menekan angka penyakit kardiovaskular.