
RS UNS – Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) kembali menghadirkan program Dialog Sehat sebagai salah satu program untuk memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Dialog Sehat kali ini disiarkan secara langsung melalui platform media sosial Instagram dan YouTube Rumah Sakit UNS pada Kamis, 16 Oktober 2025 dengan menghadirkan Dr. dr. Heru Priyanto Sp. OG, Subsp. Onk., Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Sub Spesialis Obstetri dan Ginekologi Onkologi Rumah Sakit UNS sebagai narasumber, serta dipandu oleh dr. Farah Nadhifa Tyas Djatmika, dokter di Rumah Sakit UNS.
Dengan mengusung tema “Mengenal Lebih Dekat Onkologi Obgyn”, Dialog Sehat ini membahas secara mendalam mengenai berbagai aspek penting mengenai bidang onkologi obstetri dan ginekologi (onko-obgyn), mulai dari jenis-jenis kanker ginekologi, faktor risiko, gejala awal yang perlu diwaspadai, hingga langkah-langkah deteksi dini dan penanganan komprehensif yang sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran terkini.
Pengertian Onkologi Obgyn
Onkologi Obgyn merupakan cabang ilmu yang berfokus pada deteksi, pencegahan, dan penanganan kanker pada sistem reproduksi wanita. “Onkologi merupakan bidang ilmu yang berkaitan dengan tumor dan kanker. Dalam hal ini dijelaskan mengenai bagaimana suatu tumor itu berkembang, bagaimana manajemennya, dan sebagainya. Bidang onkologi ginekologi adalah tumor dan kanker dibidang organ reproduksi wanita mulai dari organ reproduksi internal atau di dalam rongga perut dari rahim atau uterus kemudian ovarium atau indung telur, kemudian juga tuba dan yang di eksternal termasuk servik seperti kanker servik, kanker vagina, dan kanker vulva.” tutur dr. Heru.

Jenis Onkologi Obgyn
dr. Heru mengatakan bahwa,” predisposisi atau angka kejadiannya berbeda-beda antara berbagai jenis kanker. Kanker serviks merupakan 70% dari keganasan di bidang ginekologi, 20% merupakan kanker ovarium, dan sisanya merupakan kanker endometrium dan kanker vulva.”
- Kanker serviks atau Mulut Rahim, gejala awal yang ditimbulkan berupa keputihan abnormal dan perdarahan pasca senggama.
- Kanker Ovarium, sulit dideteksi karena gejalanya tidak spesifik.
- Kanker Endometrium, umumnya menyerang lapisan rahim.
- Kanker Vulva dan Vagina, jenis kanker yang lebih jarang namun tetap memerlukan perhatian khusus.
dr. Heru juga menjelaskan bahwa dilihat dari berbagai jenis penyakit dan kankernya dapat menyerang hampir semua kelompok usia. Kanker serviks atau mulut rahim berisiko pada seseorang yang aktif secara seksual, sedangkan kanker ovarium bisa saja terjadi pada remaja. Dalam hal ini, variasi kelompok umur yang dapat berisiko terkena sangat luas.
Pencegahan dan Pengobatan
Menerapkan pola hidup sehat, melakukan vaksinasi, dan melakukan deteksi dini dapat menjadi upaya untuk mencegah terjadinya kanker. “Pola hidup sehat itu dapat mencegah terjadinya kanker. Kanker adalah genetic diseases, artinya kelompok penyakit yang mempunyai faktor genetik atau faktor genetik yang terlibat. Namun, disatu sisi kanker itu juga harus ada inisiator atau pemicunya, walaupun seseorang punya kelebihan untuk diturunkan, kalau tidak dipicu maka tidak akan muncul. Dalam hal ini, ada yang namanya pukulan berulang, dimana seseorang berulang-ulang melakukan hal-hal yang akan memicu terjadinya kanker.”tutur dr.Heru.
dr.Heru juga menjelaskan bahwa melakukan vaksinasi HPV sedang digalakkan untuk menjadi salah satu upaya pencegahan kanker. Vaksin HPV merupakan vaksin yang bahan bakunya berasal dari cangkang virus. Ketika diinjeksikan ke wanita, maka wanita tersebut akan memproduksi antibiotik untuk melawan dan mematikan virus ketika ada infeksi. Pencegahan melalui vaksin ini hanya ada di kisaran 80-85%. Screening secara rutin menjadi faktor yang paling penting untuk pencegahan kanker. Dengan melakukan deteksi dini atau awal maka akan memiliki kemungkinan sembuh yang tinggi.
Beberapa terapi atau pengobatan yang dapat dilakukan oleh penderita kanker ginekologi yaitu dengan melakukan operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
“Pengobatan kanker yang utama itu ada tiga yaitu operasi, radioterapi, dan kemoterapi. Selama kanker masih stadium awal dan bisa dilakukan operasi maka pilihan utamanya operasi. Jadi operasi bisa dilakukan pada stadium awal misalnya pada kanker serviks stadium 2A begitupun dengan kanker ovarium maupun endometrium. Setelah operasi baru ditinjau kembali apakah perlu dilakukan pengobatan lanjutan seperti radioterapi atau kemoterapi. Namun ketika sudah stadium lanjut maka harus dilakukan radioterapi dan kemoterapi.” tutur dr.Heru.
Onkologi Obgyn di Rumah Sakit UNS
Melalui kegiatan live Dialog Sehat ini, Rumah Sakit UNS terus berupaya untuk memberikan edukasi kesehatan terutama dalam bidang onkologi obgyn dan mengajak masyarakat untuk melakukan deteksi dini mulai dari tes sederhana atau screening, pap smear, HPV DNA, dan kolposkopi. Saat ini, Rumah Sakit UNS juga sedang mempersiapkan berbagai jenis operasi seperti operasi radikal (operasi yang luas), kemoterapi dan bekerja sama dengan rumah sakit lain dalam radioterapi. Jika mengalami keluhan lebih lanjut, maka segera lakukan konsultasi kepada dokter spesialis obstetri dan ginekologi sub spesialis obstetri dan ginekologi onkologi Rumah Sakit UNS untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan.
