Kasus DBD Meningkat, Dokter RS UNS Berikan Cara Pencegahan DBD

Kasus DBD Meningkat, Dokter RS UNS Berikan Cara Pencegahan DBD

UNS— Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali meningkat beberapa waktu terakhir, terutama ketika musim hujan tiba. Seperti yang telah diketahui, DBD merupakan penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, yang mana nyamuk tersebut sering ditemukan di genangan air.

DBD dapat menyerang siapapun. Dokter Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS), Evi Liliek Wulandari Sp. PD. menyebut terdapat populasi yang rentan terkena DBD, yakni anak, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh rendah.

“Populasi yang rentan terkena DBD adalah anak-anak, lansia, dan orang yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah,” terangnya pada Senin (25/3/2024)

dr. Evi juga menjelaskan mengapa DBD dapat menyebabkan kematian dikarenakan pasien dan orang sekitarnya terlambat dalam mendiagnosa gejala yang dialami.

“DBD dapat mengalami perburukan bahkan menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena diagnosa yang terlambat dimana pasien datang berobat sudah masuk ke dalam kondisi grade 3 atau grade 4 (dengue syok syndrome) sehingga menyebabkan penanganan pasien terlambat yang menyebabkan kematian,” terang dr. Evi.

Adapun gejala-gejala yang dapat diperhatikan adalah ketika demam tinggi selama dua hingga tujuh hari yang disertai nyeri, sakit kepala dan belakang bola mata, mual, diare, bercak-bercak di kulit, mimisan, gusi berdarah, dan BAB hitam. dr. Evi lantas menambahkan tentang penanganan pertama yang dapat dilakukan ketika mendapati gejala tersebut.

“Penanganan pertama jika mendapati gejala tersebut adalah minum yang banyak bisa berupa air putih ataupun jus, minum obat penurun panas, makan makanan yang bergizi serta istirahat. Jika gejala berlanjut segera periksa ke dokter,” tambahnya.

Penyakit DBD dapat dicegah atau dihindari dengan memberantas jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti. Namun, dr. Evi mengatakan bahwa hal tersebut tidak cukup, dan perlu untuk membersihkan lingkungan sekitar, terutama yang menjadi tempat Aedes aegypti dapat berkembang biak.

“Untuk memberantas jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti tidak cukup mencegah tumbuh kembang Aedes aegypti.  Yang perlu dilakukan adalah membersihkan tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi atau ember-ember penampung air, lalu menutup tempat penampungan air tersebut dan merapikan barang-barang tidak terpakai atau menguburnya,  pemberian bubuk abate untuk mematikan jentik-jentik nyamuk, serta membersihkan kamar dan hindari tumpukan baju yang digantung untuk mengurangi nyamuk di dalam kamar,” pungkas dr. Evi. HUMAS UNS