Apa Itu Buta Warna?
RS UNS – Buta warna adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan atau ketidakmampuan dalam membedakan warna-warna tertentu. Tingkat keparahan buta warna bervariasi, ada orang yang hanya kesulitan membedakan warna tertentu, ada juga yang tidak bisa melihat warna sama sekali. Umumnya, penderita buta warna mengalami kesulitan dalam mengenali warna merah, hijau, biru, atau kuning.
Berbeda dengan gangguan mata lainnya seperti katarak atau glaukoma, buta warna tidak memengaruhi kesehatan mata secara keseluruhan. Namun penderitanya sering mengalami kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari aktivitas belajar di sekolah hingga pilihan karier di masa depan.
Jenis dan Gejala Buta Warna
Pada penderita buta warna, tidak berarti seseorang tidak bisa melihat warna apa pun. Buta warna sendiri terbagi menjadi buta warna parsial dan buta warna total.
Di sebagian besar kasus, penderita buta warna melihat beberapa warna secara berbeda dari yang lain atau penderita mungkin juga mengalami kesulitan untuk membedakan warna atau corak tertentu. Inilah yang disebut buta warna parsial. Ada beberapa subtype, yaitu defisiensi warna merah-hijau atau biru-kuning:
- Buta Warna Merah-Hijau
Ini adalah jenis buta warna yang paling umum. Beberapa gejala yang bisa dialami oleh penderitanya antara lain:
- Warna kuning dan hijau terlihat seperti kemerahan,
- Warna oranye, merah, dan kuning tampak seperti hijau,
- Warna merah terlihat sangat gelap, bahkan seperti hitam,
- Merah tampak seperti cokelat kekuningan, sedangkan hijau terlihat seperti krem.
- Buta Warna Biru-Kuning
Jenis ini termasuk dalam kategori buta warna parsial, dan ditandai dengan:
- Warna biru tampak kehijauan, serta sulit membedakan antara merah muda, kuning, dan merah,
- Warna biru terlihat seperti hijau, sementara kuning terlihat seperti abu-abu atau ungu terang.
- Buta Warna Total
Berbeda dengan dua tipe sebelumnya, buta warna total menyebabkan penderitanya tidak bisa membedakan warna sama sekali. Pada beberapa kasus, penglihatan hanya terbatas pada warna hitam, putih, dan abu-abu, sehingga semua objek tampak seperti dalam skala monokrom.
Penyebab
Sebagian besar kasus buta warna bersifat bawaan sejak lahir. Umumnya, kondisi ini diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Buta warna terjadi ketika sel kerucut (yaitu sel penerima sinar di retina yang bertanggung jawab dalam penglihatan warna) tidak berfungsi dengan baik. Normalnya terdapat tiga jenis sel kerucut yang mendeteksi warna: merah, hijau, dan biru. Otak menggunakan input dari sel-sel kerucut ini untuk menentukan persepsi warna kita.
Sementara itu, gangguan penglihatan warna yang muncul di kemudian hari biasanya disebabkan oleh:
- Paparan zat kimia beracun tertentu
- Efek samping obat-obatan toksik tertentu. Kecanduan alcohol kronis
- Penyakit mata tertentu, seperti glaukoma, katarak, dan degenerasi makula.
- Trauma pada mata yang menyebabkan kerusakan pada retina atau saraf optik
- Kondisi medis yang memengaruhi otak atau sistem saraf, seperti Alzheimer, Parkinson
- Penyakit metabolik maupun vascular, seperti diabetes, leukimia, anemia sel sabit.
- Penuaan
Pemeriksaan untuk Mendeteksi Buta Warna
Proses diagnosis buta warna dimulai dengan anamnesis (wawancara medis) mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, guna mengonfirmasi diagnosis, dokter akan melakukan beberapa tes, termasuk pemeriksaan tes warna, salah satunya tes Ishihara.
Pada pemeriksaan ini, dokter akan menunjukkan serangkaian pelat warna-warni yang berisi pola titik-titik. Di antara titik-titik tersebut, terdapat angka dan bentuk pola yang kemudian perlu diidentifikasi. Jika seseorang tersebut tidak menderita kelainan warna, maka ia dapat melihat angka dan bentuk di antara titik-titik tersebut. Namun, jika seseorang menderita buta warna, ia akan kesulitan menemukan angka atau bentuk dalam pola tersebut atau bahkan mungkin tidak melihat apa pun dalam pola tersebut sama sekali.
Penanganan Buta Warna
Belum ada pengobatan khusus untuk menangani buta warna bawaan. Untuk buta warna yang muncul akibat kondisi tertentu, dokter mata dapat memberikan penanganan untuk mengatasi penyebab utamanya.
Gangguan persepsi warna atau buta warna dapat memengaruhi kualitas hidup dan kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas tertentu. Jika sobat sehat atau keluarga terdekat mengalami kesulitan dalam mengenali warna tertentu, segera konsultasikan kepada dokter spesialis mata terdekat.
Ditinjau Oleh: dr. Herdina Ramadhani, Sp.M, M.Ked.Klin.