Oleh : dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P.
Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai oleh peradangan dan penyempitan saluran napas, sehingga menyebabkan gejala berupa sesak napas, batuk, dan napas berbunyi (mengi). Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa, dan meskipun tidak bisa disembuhkan secara total, asma dapat dikendalikan dengan baik agar penderitanya tetap bisa hidup aktif dan sehat.
Apa yang Terjadi pada Paru-Paru Penderita Asma?
Pada penderita asma, saluran napas menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan tertentu. Ketika terpapar pencetus (seperti debu, asap, udara dingin, atau alergen), saluran napas akan mengalami beberapa perubahan:
- Peradangan (inflamasi) di dinding saluran napas
- Peningkatan produksi lendir, yang menyumbat aliran udara
- Penyempitan otot-otot di sekitar saluran napas (bronkospasme)
Akibatnya, udara sulit keluar masuk paru-paru, dan muncullah gejala khas asma.
Gejala Asma yang Perlu Diwaspadai
Gejala asma bisa ringan, sedang, hingga berat, dan bisa muncul secara tiba-tiba (serangan asma). Gejala utamanya meliputi:
- Sesak napas, terutama saat malam atau dini hari
- Batuk-batuk, bisa menetap atau kambuhan
- Napas berbunyi “ngik-ngik” (wheezing)
- Rasa berat atau sesak di dada
Gejala dapat memburuk saat beraktivitas fisik, terpapar debu atau asap, atau saat terkena infeksi saluran pernapasan.
Penyebab dan Faktor Pencetus
Asma tidak menular, tetapi memiliki hubungan kuat dengan faktor genetik dan lingkungan. Berikut beberapa faktor pencetus yang sering memicu kekambuhan:
- Alergen: debu rumah, bulu hewan, serbuk sari, jamur
- Infeksi virus (flu, pilek)
- Udara dingin atau perubahan cuaca
- Aktivitas fisik berat (exercise-induced asthma)
- Asap rokok, polusi udara
- Emosi kuat seperti marah atau tertawa berlebihan
- Obat-obatan tertentu seperti aspirin atau beta-blocker (pada sebagian penderita)
Siapa yang Berisiko Terkena Asma?
- Anak-anak dengan riwayat alergi (misalnya eksim atau rhinitis alergi)
- Orang dengan riwayat keluarga penderita asma atau alergi
- Pekerja yang terpapar zat iritan (debu, bahan kimia)
- Perokok aktif maupun pasif
- Orang dengan obesitas
Bagaimana Dokter Mendiagnosis Asma?
Diagnosis asma dilakukan berdasarkan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Beberapa pemeriksaan yang biasa digunakan:
- Spirometri: untuk mengukur kapasitas paru-paru dan aliran udara
- Tes reversibilitas: melihat perbaikan gejala setelah pemberian obat pelega napas
- Tes alergi: untuk mengetahui pemicu yang spesifik
- Peak flow meter: alat sederhana untuk memantau kondisi saluran napas sehari-hari
Penatalaksanaan Asma
Penanganan asma terdiri dari dua prinsip utama:
- Mengontrol gejala dan mencegah kekambuhan
- Mengobati serangan saat terjadi
Pengobatan asma terbagi menjadi dua jenis:
- Obat pengendali (controller): digunakan setiap hari untuk mengurangi peradangan, seperti inhaler kortikosteroid.
- Obat pelega (reliever): digunakan saat serangan, seperti bronkodilator kerja cepat (salbutamol).
Penting juga untuk:
- Mengenali dan menghindari pencetus
- Mengikuti rencana penanganan asma yang disusun oleh dokter
- Memantau gejala harian
- Melakukan vaksinasi rutin (seperti flu) untuk menghindari komplikasi
Komplikasi yang Bisa Terjadi Bila Asma Tidak Terkontrol
Jika tidak ditangani dengan baik, asma dapat menyebabkan:
- Serangan asma berat yang bisa mengancam nyawa
- Gangguan tidur dan kualitas hidup menurun
- Keterbatasan aktivitas fisik
- Kerusakan saluran napas jangka panjang (remodeling)
Pengobatan dan Pencegahan Asma
Penanganan asma dilakukan secara individual, disesuaikan dengan kondisi dan tingkat keparahan gejala pada masing-masing pasien. Tujuan utama pengobatan adalah untuk meredakan gejala, mencegah kekambuhan, serta mengurangi peradangan dan penyempitan saluran napas.
Pengobatan dapat meliputi pemberian obat-obatan seperti bronkodilator, terutama dari golongan beta agonis, yang berfungsi melemaskan otot saluran pernapasan sehingga udara bisa mengalir lebih lancar. Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti inhaler, nebulisasi, obat minum, atau dalam kasus tertentu, bisa disertai tindakan medis lanjutan seperti prosedur operasi.
Sementara itu, meskipun asma tidak sepenuhnya bisa dicegah, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko serangan dan menjaga asma tetap terkendali, antara lain:
- Melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia secara berkala, untuk mencegah infeksi saluran pernapasan yang dapat memperparah kondisi asma
- Mengenali dan menghindari faktor pencetus yang dapat memicu gejala, seperti debu, asap rokok, udara dingin, atau alergen tertentu
- Berkonsultasi ke dokter bila gejala tidak membaik atau semakin sering muncul, agar pengobatan bisa dievaluasi dan disesuaikan
Bisakah Asma Disembuhkan?
Asma merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan secara total, tetapi dengan pengelolaan yang tepat, gejala bisa dikendalikan sepenuhnya. Banyak penderita asma yang dapat menjalani hidup normal, bersekolah, bekerja, bahkan berolahraga seperti orang sehat lainnya.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan ke dokter bila:
- Mengalami gejala asma berulang
- Terjadi serangan asma yang tidak membaik dengan inhaler biasa
- Gangguan tidur akibat batuk atau sesak
- Sering membutuhkan obat pelega dalam seminggu
Dokter akan membantu menyusun rencana penanganan individual sesuai kebutuhan Anda.
🔔 Pesan untuk Masyarakat:
Asma bukan sekadar “sesak biasa”. Edukasi yang baik, pengenalan gejala sejak dini, dan kerja sama antara pasien dan tenaga medis adalah kunci untuk hidup sehat bersama asma. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat jika Anda atau anggota keluarga memiliki keluhan napas yang mencurigakan.