Meningkatnya Kasus Campak, Bagaimana Cara Pencegahannya? Berikut Tanggapan Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit UNS
Akhir-akhir ini sering kita mendengar terjadi peningkatan kasus campak. Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit campak di Indonesia per tanggal 18 Januari 2023 ada di 34 kabupaten dan kota di 12 provinsi. Lebih lanjut, campak merupakan salah satu penyakit menular. Apabila tidak ditangani dengan tepat penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi. Lantas, bagaimana pencegahannya?
Merespon hal tersebut, Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menggelar acara Satu Jam Lebih Dekat. Acara kali ini mengusung tema Waspada! Kasus Campak Melonjak, Kenali Gejala dan Hindari Penularannya. Kegiatan ini disiarkan langsung melalui Instagram @rumahsakituns dan YouTube Rumah Sakit UNS pada Jumat (3/2/2023). Acara ini menghadirkan narasumber dr. Debby Andina Landiasari, Sp.A. selaku Dokter Spesialis Anak RS UNS dan dimoderatori oleh dr. Hanum Ferdian dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anak FK UNS
“Campak merupakan penyakit infeksi virus akut yang sangat menular. Campak disebabkan oleh virus dari family Paramyxoviridae dan ditularkan terutama melalui percikan air liur saat penderita bersin, batuk, atau berbicara. Masa inkubasi penyakit terjadi 10-12 hari. Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak karema imun tubuh yang masih lemah,” tutur dr. Debby.
Gejala Campak
dr. Debby mengatakan bahwa gejala penyakit campak yakni, terjadi demam dengan suhu badan biasanya >38⁰C selama 2 hari atau lebih dan akan berakhir setelah 4-7 hari; terdapat batuk, pilek, mata merah atau mata berair; tanda khas ditemukan bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam; gejala pada tubuh berbentuk ruam makulopapular. Ruam ini muncul pada muka dan leher, yang dimulai dari belakang telinga kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Pencegahan Campak
Pencegahan penyakit campak bisa dilakukan dengan membiasakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), meminimalisir kontak dengan penderita campak, dan melakukan imunisasi MR (Measles Rubella).
“Membiasakan PHBS bisa dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menggunakan air bersih dan lain-lain. Kemudian usahakan jangan berinteraksi dengan penderita campak. Serta melakukan Imunisasi MR yang diberikan pada usia 9 bulan dan dilanjutkan imunisasi booster MR pada usia 18 bulan,” papar dr. Debby.