Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menggelar acara Dialog Sehat. Penyelenggaraan Dialog Sehat dalam rangka memperingati Hari Ginjal Sedunia yang jatuh pada tanggal 9 Maret 2023. Kali ini acara tersebut mengusung tema Yuk, SIGAP CERIA (Sayangi Ginjal, Cegah Risiko Sebelum Terlambat).
Acara ini diselenggarakan secara luring bertempat di Ruang Auditorium Lantai 2 Gedung MERC RS UNS dan disiarkan langsung melalui live Instagram @rumahsakitUNS dan Youtube Rumah Sakit UNS, Kamis (9/3/2023).
Acara dibuka oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis RS UNS, dr. Coanna Sukmagautama, Sp.P.D., M.Kes., FINASIM. dr Coanna berharap semoga acara Dialog Sehat ini bisa menambah khasanah dan bermanfaat baik bagi yang hadir secara langsung atau yang menyaksikan siaran langsung kami secara daring.
“RS UNS memiliki dua sisi, yakni sisi pelayanan dan sisi pendidikan. Pada acara ini adalah bentuk implementasi sisi pendidikan kami. Yangmana kami membantu memberikan pencerahan kepada masyarakat. Khususnya pada kesempatan ini kami mengedukasi mengenai penyakit ginjal,” tutur dr. Coanna.
Adapun acara Dialog Sehat diisi oleh narasumber yang sangat mumpuni dibidangnya. Narasumber pertama yakni dr. Evi Liliek Wulandari, Sp.PD., M.Kes., FINASIM selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS UNS. dr Evi menyampaikan materi tentang SIGAP CERIA (Sayangi Ginjal, Cegah Risiko Sebelum Terlambat).
“Seperti yang kita ketahui bahwa ginjal sendiri merupakan salah satu organ vital dalam tubuh. Terjadinya penyakit ginjal karena terdapat masalah atau kerusakan pada ginjal. Sementara itu, penyakit gagal ginjal kronis adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara bertahap akibat kerusakan jaringan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan ginjal selama 3 bulan atau lebih,” terang dr.Evi.
Faktor risiko penyebab penyakit gagal ginjal kronis adalah ras atau etnis, orang Afrika, Amerika, dan suku asli Amerika berisiko lebih tinggi, umur, jenis kelamin, yangmana jenis kelamin pria lebih berisiko dibandingkan wanita, obesitas dan pola makan yang tidak sehat, riwayat keluarga, dan penyakit autoimun.
“Adapun untuk gejala dari penyakit gagal ginjal kronis yaitu kulit kering dan gatal, sering merasa lelah, perubahan frekuensi buang air kecil, sakit kepala, tidak nafsu makan, mual dan muntah, pembengkakan pada lengan dan kaki, sesak napas, gangguan tidur, disfungsi ereksi pada pria, adanya kandungan darah atau protein dalam urine,” jelas dr. Evi.
dr. Evi menambahkan bahwa cara untuk pencegahan timbulnya penyakit gagal ginjal kronis bisa dengan rajin melakukan aktifitas fisik dan berolahraga agar badan tetap bugar, menjaga kadar gula darah tetap normal, menjaga berat badan ideal, minum air putih 8-10 gelas perhari, tidak merokok, periksa fungsi ginjal secara berkala, serta tidak mengonsumsi obat anti nyeri dalam jangka panjang tanpa anjuran dokter.
Kemudian narasumber kedua adalah Banun Ma’rifah F., S.Gz. selaku Ahli Gizi RS UNS. Banun memberikan materi mengenai Terapi Diet pada Penyakit Ginjal Kronis. Banun mengatakan, terapi diet diberikan dengan bertujuan memberikan asupan sesuai dengan kebutuhan (terutama protein hilang pada proses dialisis), mencegah progresivitas penyakit, mencegah risiko komplikasi penyakit, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit serta mencegah penimbunan zat sisa metabolisme, dan mengatur keseimbangan asam basa tubuh.
Selanjutnya narasumber terakhir adalah dr. Risalina Myrtha, Sp.JP., FIHA selaku Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS UNS. dr Myrtha memberikan materi tentang Gagal Ginjal Kronis dalam perspektif Dokter Spesialis Jantung. Selama keberlangsungan acara dipandu oleh moderator dr. Kartika Noviastuti, M.P.H selaku Dokter RS UNS. Seusai paparan materi dari para narasumber, diadakan sesi tanya jawab yang berlangsung seru. Banyak keluarga dan pengunjung aktif bertanya karena penyakit ginjal merupakan penyakit yang sangat harus diwaspadai.