RS UNS – Dalam rangka memperingati Hari Psoriasis Sedunia, Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (FK UMS) menyelenggarakan kegiatan penelitian dan seminar edukatif mengenai psoriasis.
Acara berlangsung di Auditorium Lantai 2 Gedung MERC 1 RS UNS dan dihadiri oleh 83 peserta. Acara diawali dengan pemeriksaan kesehatan dan skrining sindrom metabolik, kondisi yang kerap berkaitan dengan penderita psoriasis. Melalui kegiatan ini, RS UNS ingin menegaskan komitmennya untuk tidak hanya memberikan layanan medis, tetapi juga meningkatkan literasi kesehatan masyarakat.
Dalam sesi edukasi, pemateri seminar, dr. Alamanda Murasmita, Sp.D.V.E., FINSDV, menegaskan bahwa psoriasis tidak menular. “Sentuhan, berjabat tangan, atau berbagi pakaian dengan pasien psoriasis tidak akan menyebabkan penularan. Psoriasis merupakan gangguan sistem kekebalan tubuh yang memicu peradangan kulit kronis, bukan infeksi,” jelasnya.
 |
 |
Lebih lanjut, dr. Alamanda menjelaskan bahwa psoriasis dapat dialami siapa saja, baik pria maupun wanita, dan biasanya muncul pada usia produktif sekitar 30 tahun. Beberapa faktor yang dapat memperburuk kondisi ini antara lain genetika, obesitas, stres, kebiasaan merokok, serta penggunaan obat tertentu seperti beta-blocker dan lithium.
Selain itu, pemateri kedua dr. Iin Novita Nurhidayati Mahmuda, Sp.PD-KPTI,M.Sc.,FINASIM, juga memberikan semangat bahwa pasien psoriasis adalah pejuang. Beliau menekankan pentingnya mengubah gaya hidup sehat dan mengelola stress bagi pejuang psoriasis.
Melalui kegiatan penelitian dan skrining yang dilakukan, peserta tidak hanya mendapatkan edukasi mengenai psoriasis, tetapi juga pemeriksaan komprehensif untuk menilai kondisi tubuh secara menyeluruh, termasuk kemungkinan adanya sindrom metabolik. Selain layanan medis, keberadaan komunitas psoriasis di RS UNS adalah bentuk komitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Psoriasis dan menghapus stigma di masyarakat
 |
 |
