
RS UNS – Dalam rangka memperingati World Prematurity Day yang secara global diperingati setiap tanggal 17 November, Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) sukses menggelar acara live Dialog Sehat bertajuk “Perawatan Bayi Prematur.” Acara edukatif yang dilaksanakan pada Senin, 24 November 2025, melalui platform Instagram dan Youtube ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai tantangan serta perawatan optimal bagi bayi yang lahir sebelum waktunya.
Dialog Sehat kali ini menghadirkan narasumber utama yang sangat kompeten, yakni dr. Astri Tantri Indriani, Sp.A., Subsp. Neo., M.Kes (Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi RS UNS). Acara dipandu oleh dr. A. Annisa Ashliyatul (PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK UNS).
Memahami Bayi Prematur dan Kriteria Perawatan NICU
dr. Astri Tantri membuka diskusi dengan menjelaskan definisi bayi prematur, yaitu bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Ia menekankan pentingnya evaluasi kondisi bayi segera setelah lahir.
“Bayi prematur yang lahir akan dievaluasi di ruang perinatologi terlebih dahulu,” jelas dr. Astri. “Evaluasi ini untuk memastikan apakah bayi aman dirawat gabung bersama ibu atau harus dirawat di ruang perinatologi. Beberapa hal yang menjadi indikator adalah berat badan, gula darah aman, dipastikan refleks hisapnya baik, dan tidak ada gangguan termoregulasi,” tambahnya
Pentingnya Skrining Komprehensif untuk Masa Depan Bayi
Dokter Astri juga menyoroti betapa pentingnya dilakukan skrining rutin pada bayi prematur untuk mendeteksi potensi komplikasi dan memastikan tumbuh kembang optimal.
Skrining yang ditekankan oleh narasumber meliputi:
- Skrining Kepala: Untuk melihat ada atau tidaknya perdarahan atau pembuluh darah yang pecah di otak.
- Skrining Mata: Guna memastikan bayi tidak terkena Retinopathy of Prematurity (ROP), sebuah kondisi serius yang dapat mengancam penglihatan.
- Skrining Telinga: Untuk memastikan fungsi pendengaran bayi normal.
- Skrining Hipotiroid: Untuk mendeteksi gangguan tiroid kongenital.

Peran Kangaroo Mother Care (KMC)
Selain intervensi medis, sesi dilanjutkan dengan pembahasan mengenai peran sentral orang tua. Salah satu metode yang diulas tuntas adalah Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru, yang terbukti efektif menstabilkan kondisi bayi.
dr. Tantri menuturkan bahwa berdasarkan penelitian, penerapan Kangaroo Mother Care (KMC) selama minimal 6 jam per hari terbukti efektif mengoptimalkan pertumbuhan bayi prematur.
Perawatan Kulit Bayi Prematur
Mengingat kulit bayi prematur yang sangat tipis dan rentan infeksi, dr. Tantri mengingatkan orang tua agar berhati-hati dalam memilih produk perawatan kulit. Ia secara tegas menyarankan untuk tidak menggunakan minyak telon pada bayi prematur. Sebagai alternatif penghangat, cukup selimuti atau bedong bayi, namun pastikan ikatan bedong tidak terlalu kuat.
Penggunaan losion pelembap adalah langkah penting dalam perawatan kulit bayi prematur untuk membantu mengurangi risiko iritasi dan kehilangan kelembapan. ”Pilih losion yang tidak berbau, karena kandungan parfum pada produk perawatan bayi justru dapat mengiritasi kulit bayi” tutur dr. Tantri.
ASI adalah Nutrisi yang Sempurna untuk Bayi
ASI mengandung semua nutrisi makro dan mikro yang dibutuhkan bayi dalam proporsi yang ideal dan mudah diserap. dr. Tantri menjelaskan bahwa nutrisi yang paling ideal untuk bayi prematur adalah ASI dari Ibu kandungnya, karena kandungannya pasti sudah dibentuk sedemikian rupa sesuai kebutuhan sang bayi.
“Jangan terburu-buru memberikan susu formula hanya karena ASI yang keluar sedikit, ukuran lambung bayi lahir normal saja hanya sebesar kelereng, apalagi bayi prematur pasti lambungnya lebih kecil lagi” imbuhnya.
Pesan untuk Para Orang Tua Bayi Prematur
Sebagai penutup, dr. Astri menyampaikan pesan penyemangat bagi para orang tua bayi prematur. Ia menekankan pentingnya kesabaran, dukungan psikologis, dan kerja sama erat dengan tim medis.
“Jangan pernah merasa berjuang sendirian. Komunikasi dengan dokter sangat penting, dan yang paling utama, berikan sentuhan dan cinta tanpa batas. Karena di tangan orang tualah, potensi tumbuh kembang optimal si kecil berada,” pungkasnya.
Kegiatan ini menegaskan komitmen RS UNS sebagai rumah sakit pendidikan yang tidak hanya berfokus pada pelayanan kuratif, tetapi juga edukasi kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.
Informasi lebih lanjut mengenai Live Dialog Sehat ini dapat disimak melalui kanal YouTube resmi RS UNS:
