Stroke: Ketika Aliran Darah Ke Otak Terhenti

Stroke: Ketika Aliran Darah Ke Otak Terhenti

Mengenal Stroke

Stroke merupakan keadaan darurat medis yang terjadi penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah di otak. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, bahkan kematian. Menurut WHO (2021), stroke menempati posisi penyebab kematian tertinggi ketiga di dunia.

Otak manusia memerlukan pasokan darah yang kaya oksigen dan nutrisi secara terus-menerus agar dapat berfungsi optimal. Ketika aliran darah terhenti, sel-sel otak mulai mati hanya dalam hitungan menit. Setiap menit berlalu, sekitar 1,9 juta sel otak dapat rusak atau mati, sehingga keterlambatan penanganan sedikit saja bisa berakibat fatal.

 

Terdapat dua jenis stroke:

  • Stroke iskemik: terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak tersumbat, seringnya akibat gumpalan darah. Ini jenis stroke yang paling banyak terjadi di seluruh dunia.
  • Stroke hemoragik: terjadi saat pembuluh darah di otak pecah hingga menyebabkan perdarahan di dalam atau sekitar otak. Jenis stroke ini jarang terjadi, tapi dampaknya bisa lebih serius.

 

Gejala Stroke

Gejala-gejala ini biasanya muncul secara mendadak, berlangsung terus-menerus, dan belum pernah dialami sebelumnya. Untuk memudahkan mengenali gejala stroke, terdapat panduan sederhana yang dikenal dengan istilah SeGeRa ke RS, yaitu:

  1. Se

Senyum tidak simetris, saat seseorang tersenyum hanya mengarah pada satu sisi. Gejala senyum tidak simetris membuat seseorang cenderung sering tersedak dan kesulitan untuk minum.

  1. Ge

Ge atau gerak tubuh melemah sesisi secara mendadak menjadi pertanda datangnya penyakit stroke.

  1. Ra

Bicara pelo/ tiba-tiba tidak dapat bicara/ tidak mengerti kata-kata/ bicara tidak nyambung. Penderita stroke biasanya mendadak kesulitan berbicara ataupun kata yang diucapkan tidak jelas orang-orang menyebut gejala ini sebagai pelo.

  1. Ke

Kebas pada tubuh sesisi, penderita stroke akan mengalami gejala seperti separuh tubuh terasa kebas atau kesemutan.

  1. R

Rabun pada mata yang terjadi secara tiba-tiba bisa juga menjadi pertanda datangnya penyakit stroke.

  1. S

Sakit kepala hebat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pusing sebagai gejala stroke dapat disertai dengan tremor hingga sempoyongan.

 

Penyebab Stroke

Dengan memahami faktor-faktor ini, kita bisa lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan untuk mengurangi risiko stroke. Stroke dapat terjadi karena berbagai faktor risiko, baik yang tidak bisa diubah maupun yang dapat dikontrol.

 

Faktor yang tidak bisa diubah meliputi:

  • Usia: Risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Jenis kelamin: Pria umumnya memiliki risiko lebih tinggi, namun perempuan cenderung mengalami stroke pada usia lebih tua dengan prognosis yang lebih buruk.
  • Riwayat keluarga: Memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami stroke meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke.

 

Faktor yang dapat dikontrol antara lain:

  • Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
  • Kadar kolesterol tinggi
  • Kebiasaan merokok
  • Diabetes
  • Penyakit jantung, terutama fibrilasi atrium
  • Obesitas
  • Kurang aktivitas fisik
  • Pola makan tidak sehat
  • Penyalahgunaan alkohol

 

Komplikasi Stroke

Stroke dapat menimbulkan berbagai komplikasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang, antara lain:

  • Paralisis atau kelemahan pada salah satu sisi tubuh.
  • Kesulitan berbicara dan menelan, yang dapat memengaruhi komunikasi dan asupan makanan.
  • Gangguan kognitif, termasuk masalah memori, konsentrasi, dan kemampuan mengambil keputusan.
  • Perubahan emosional, seperti depresi atau mood yang tidak stabil.
  • Komplikasi medis lainnya, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, atau luka tekan akibat terlalu lama berbaring.

 

Pencegahan Stroke

Stroke sebenarnya bisa dicegah, terutama dengan mengelola faktor risiko yang terkait gaya hidup. Beberapa langkah pencegahannya antara lain:

  • Mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol melalui perubahan pola hidup sehat atau obat-obatan bila diperlukan.
  • Berhenti merokok bagi yang memiliki kebiasaan merokok.
  • Menjaga kadar gula darah dengan baik, khususnya bagi penderita diabetes.
  • Mempertahankan berat badan ideal melalui diet sehat dan olahraga rutin.
  • Berolahraga secara teratur untuk menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan berat badan, sekaligus meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah.
  • Menerapkan pola makan sehat, banyak mengonsumsi buah, sayur, biji-bijian, dan ikan, serta membatasi lemak jenuh, kolesterol, dan garam.
  • Membatasi atau menghindari alkohol.
  • Mengobati penyakit jantung atau masalah medis lain sesuai petunjuk dokter.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jangan menunda mencari pertolongan medis jika merasakan gejala stroke. Segera pergi ke rumah sakit begitu muncul tanda-tanda SeGeRa ke RS seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Semakin cepat mendapatkan penanganan, semakin besar peluang untuk pulih dan meminimalkan kerusakan otak yang lebih serius

 

Ditinjau oleh: dr. Faris Khairuddin Syah, Sp.N.

 

Daftar Pustaka:

  1. American Stroke Association. About Stroke. https://www.stroke.org/en/about-stroke [diakses 31 Oktober 2025]
  2. American Stroke Association. Stroke Symptoms. https://www.stroke.org/en/about-stroke/stroke-symptoms [diakses 31 Oktober 2025]
  3. World Health Organization. The Top 10 Causes of Death. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-death [diakses 31 Oktober 2025]
  4.  National Heart, Lung, and Blood Institute. Stroke Causes and Risk Factors. https://www.nhlbi.nih.gov/health/stroke/causes [diakses 31 Oktober 2025]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *