Jangan Sembarangan Pegang dan Cium Bayi, Ya. Bisa Bahaya!

Jangan Sembarangan Pegang dan Cium Bayi, Ya. Bisa Bahaya!

Kenapa kita harus hati-hati jika memegang bayi?

Menanggapi banyaknya bayi terinfeksi TB, mari kita simak penjelasan terkait hal tersebut..
Mengapa bayi rentan tertular TB? apakah karena dipegang atau dicium oleh orang lain?

Memegang atau mencium bayi bisa menjadi salah satu faktor penularan kasus TB  karena masih banyak penderita yang belum terdeteksi dan belum diobati. Penularan TB tidak terjadi secara langsung, melainkan terdapat faktor risiko seperti hygiene personal, kekebalan tubuh, lingkungan, dll.

Beberapa penyakit yang dapat muncul apabila memegang atau mencium bayi, diantaranya:

  1. Herpes Simplex Tipe 1 (Ruam Sekitar Mulut)
    Bayi sangat sensitif terhadap benda asing dari luar. Mencium bayi mempunyai risiko tertularnya virus Herpes Simplex (VHS) Tipe 1. Penyakit ini ditandai dengan muncul luka dan lepuhan yang serta ruam pada bibir dan kulit, demam, lebih rewel atau tampak kesakitan, kurang mau menyusui atau makan, gusi merah dan bengkak, serta muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
  2. Varisela (Cacar Air)
    Infeksi akut oleh virus Varisela zoster bersifat muncul dan dapat sembuh dengan sendirinya. Infeksi virus ini mengenai kulit dan mukosa, yang ditandai dengan demam, rasa lelah dan kelainan kulit. Apabila penderita mencium bayi, akan berisiko menularkan penyakit cacar air ke bayi yang bisa ditularkan melalui bersin dan batuk. Karena virus cacar air bisa dengan mudah menular melalui droplet dan airborne.
  3. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
    ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai penyakit dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu. ISPA didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Bayi dapat tertular ISPA dari penderita yang mencium bayi atau batuk dan bersin di dekat bayi. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, pilek, sesak napas, mengi, atau kesulitan bernapas.
  4. Tuberkulosis (TB)
    TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberkulosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Bayi seringkali tidak menunjukkan gejala. Gejala umum TB meliputi:

    1. Nafsu makan tidak ada atau berkurang, disertai gagal tumbuh
    2. Masalah berat badan turun atau tidak naik tanpa alasan
    3. Demam lama, lebih dari 2 minggu dan atau berulang tanpa sebab yang jelas. Demam umumnya tidak tinggi dan dapat disertai keringat malam.
    4. Lesu, bayi kurang aktif
    5. Batuk lama lebih dari 3 minggu, batuk bersifat tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah
    6. Keringat malam dapat terjadi, apabila keringat malam saja, tidak disertai dengan gejala lain bukan merupakan gejala spesifik TB pada bayi.
  5. Meningitis Tuberkulosa
    Meningitis Tuberkulosa adalah radang selaput otak akibat komplikasi Tuberkulosa Primer. Gejalanya yaitu lelah, susah makan, demam, nyeri kepala yang semakin memburuk, perubahan mental, penurunan kesadaran, kejang, kelemahan satu sisi. Bayi dapat terkena penyakit ini karena bayi masih sensitif, rentan dan mudah mendapatkan infeksi dari luar.
  6. HFMD (Hand, Foot, and Mouth Disease)
    HFMD adalah penyakit yang disebabkan enterovirus nonpolio, paling sering coxsackievirus A16 dan enterovirus 71. Selain itu dapat pula disebabkan oleh coxsackievirus A5, A7, A9, B2, dan B5. Gejala yang muncul diantaranya:

    1. Demam 38-39°C selama 1-2 hari, lelah, nyeri perut, dan gejala ISPA.
    2. Kelainan tersering berupa luka disertai nyeri pada lidah.
    3. Lesi kulit muncul setelah lesi mulut, terutama di telapak dan sisi tangan dan kaki, bokong, terkadang genitalia luar serta wajah. Lesi kulit berkembang mirip dengan lesi oral. Lesi yang sudah berkrusta akan sembuh dalam waktu 7-10 hari.

Ngeri kan ya penyakitnya, jadi jangan sembarangan memegang dan mencium bayi. Dibawah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah tertularnya risiko penyakit, seperti:

  1. Jangan Mencium Bayi
  2. Jangan Pegang Area Muka Bayi
  3. Jauhkan Bayi dari Asap Rokok
  4. Ganti Baju Sebelum Memegang Bayi
  5. Cuci Tangan Sebelum Memegang Bayi
  6. Hindarkan Bayi dari Orang Sakit dan Kerumunan
  7. Pastikan Kebersihan Bayi dan Lingkungannya

Ingat, jangan takut untuk melindungi bayi. Meskipun gemas, jangan mencium dan memegang bayi tanpa ijin orangtuanya. Yuk sayangi dan jaga bayi dari risiko penularan penyakit.

[Tim Promosi Kesehatan RS UNS – dr. Debby Andina Landiasari, Sp.A.]

Referensi:

  1. WHO. 2007. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pedoman Interim. Jenewa
  2. IDI. 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi Revisi, Jakarta.
  3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2015. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis Edisi Kedua. UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI.
  4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Jakarta.
  5. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2022. Buku Ajar Neurologi Anak Edisi 1.