Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menginfeksi leih dari 2 milyar orang di dunia dan membuat lebih dari 1 milyar orang meninggal dunia. Tidak hanya itu, Tuberkulosis juga mengakibatkan 200.000 kasus anak meninggal dunia karena penyakit ini. Tuberkulosis adalah penyakit kronik menular tetapi bukan penyakit keturunan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar mengenai parenkim paru (TB paru) namun juga dapat menginfeksi organ lain (TB ekstra paru). Jumlah kasus TB di Indonesia terbanyak ke 2 di dunia setelah India. Sebanyak 110.881 kasus atau 15.3% kasus TB adalah anak. Sebanyak 143 kasus diantaranya merupakan TB dengan resisten obat.
Untuk memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2024, Rumah Sakit mengadakan Dialog Sehat “Mengenal TB Laten Pada Anak dan Dewasa”. Infeksi laten tuberkulosis adalah suatu keadaan dimana sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi tidak mampu mengeliminasi bakteri Mycobacterium tuberculosis secara sempurna tetapi mampu mengendalikan bakteri sehingga tidak timbul gejala TBC. Menurut Dr. Hendrastutik A, dr, Sp.P(k). M.Kes, Dokter Spesialis Paru Konsultan RS UNS sebagai narasumber, menyampaikan Perbedaan TB Laten dan TBC Aktif adalah TB Laten tidak ada gejala sedangkan TBC Aktif memiliki salah satu gejala: demam, batuk, nyeri dada, berat badan turun, keringat malam, hemoptisis, penurunan napsu makan. Selain itu, perbedannya juga terdapat pada hasil Foto toraks TB Laten normal sedangkan TBC Aktif, Foto toraks abnormal tetapi bisa normal pada immunocompromised atau TB ekstraparu.
Membahas tentang TB pada anak, dr. Debby Andina L.,Sp.A, Dokter Spesialis Anak yang juga menjadi narasumber acara ini juga menyampaikan bahwa Imunisasi BCG pada anak dapat mencegah TB berat. Beliau juga menambahkan, Pengobatan TB laten yaitu dengan pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) dan diperlukan keteraturan minum obat untuk dapat efektif dengan efek samping seminimal mungkin diperlukan keteraturan minum obat. “Anak usia dibawah 5 tahun dapat terkena risiko penularan jika kontak serumah dengan pasien TB yang terkonfirmasi bakteriologis.”
Rumah Sakit mengadakan Dialog Sehat “Mengenal TB Laten Pada Anak dan Dewasa”. Kegiatan ini dihadiri oleh 2 narasumber yaitu Dr. Hendrastutik A, dr, Sp.P(k). M.Kes, Dokter Spesialis Paru Konsultan dan dr. Debby Andina L.,Sp.A, Dokter Spesialis Anak. Dialog Sehat diadakan pada hari Selasa 2 April 2024 di Area Tunggu Poliklinik Lantai 2 Rumah Sakit UNS.