Oleh : dr. Nur Rahman, Sp.B.
Hai #SobatSehat
Mendengar istilah kanker, akan terbetik suatu kondisi dimana penyakit ini adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan hingga berujung kematian. Umumnya, para pengidap kanker akan bereaksi menolak dengan diagnosanya, melakukan perlawanan, bahkan menjadi tidak percaya kepada dokter yang menanganinya. Akhirnya, penjelasan yang tidak gamblang mengenai kondisi tersebut menyebabkan tidak sedikit dari para pengidap kanker menjadi salah haluan dalam menjalani penatalaksanaannya.
Memang benar, kanker merupakan salah satu penyakit utama penyebab kematian di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 8,2 juta kasus kematian akibat kanker di dunia. Saat ini, kejadian kasus baru kanker di dunia mencapai 57% dan 65% kematian akibat kanker terjadi di negara dengan penghasilan menengah ke bawah. Seiring dengan bertambahnya waktu, telah terjadi pergeseran pola kejadian kanker di dunia dari negara berpenghasilan tinggi ke negara dengan penghasilan menegah ke bawah Diperkirakan akan terjadi peningkatan kasus baru kanker sebesar 70% dalam 20 tahun mendatang.
Angka kematian akibat kanker lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Perbedaan ini mencerminkan perbedaan faktor risiko dan keberhasilan penanganan deteksi, serta ketersediaan pengobatan. Baik di negara maju maupun berkembang, kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian akibat kanker di kalangan laki-laki. Sedangkan pada perempuan, kanker payudara menjadi penyebab kematian terbanyak. Penyebab utama lain kematian akibat kanker di negara-negara maju adalah kanker kolorektal pada laki-laki dan perempuan serta kanker prostat pada laki-laki. Khusus di negara berkembang, kanker hati dan kanker saluran cerna merupakan jenis kanker yang paling banyak menyebabkan kematian pada laki-laki. Sedangkan kanker serviks uteri merupakan penyebab terbanyak kematian akibat kanker.
APA ITU KANKER?
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali. Secara alamiah, ketika sel-sel pada tubuh manusia menjadi tua atau rusak, mereka mati dan diganti dengan sel-sel baru. Kematian sel terprogram ini disebut apoptosis, dan ketika proses ini rusak, pertumbuhan yang abnormal akan terjadi. Sel dapat mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali jika ada kerusakan atau mutasi pada DNA. Pertumbuhan yang tidak terkendali ini umumnya berubah membentuk massa atau benjolan yang dikenal sebagai tumor. Tumor tersebut kemudian dinamai sesuai dengan tempat tumor tersebut berasal.
Perlu dipahami, tidak semua jenis tumor itu kanker. Tumor ada yang berupa tumor jinak dan ada yang ganas. Tumor jinak dapat dihilangkan dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Adapun tumor ganas merupakan kanker yang dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke organ tubuh lain. Ada beberapa kanker tidak membentuk tumor misalnya leukemia. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dan jaringan ganas yang menyusup ke jaringan sehat di sekitarnya. Di samping itu, sel kanker dapat menyebar (metastasis) ke organ tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening hingga menjadi suatu kondisi serius yang sangat sulit untuk diobati.
JENIS-JENIS KANKER
Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk mengklasifikasikan kanker yaitu karsinoma, sarkoma, limfoma, adenoma dan leukemia (National Cancer Institute, 2009).
- Karsinoma ialah kanker yang berasal dari sel epitel yang umumnya berada pada permukaan kulit, permukaan suatu organ atau saluran di tubuh. Contohnya pada kanker payudara, kanker paru paru, kanker epitel kulit dan lain-lain.
- Sarkoma ialah kanker yang berasal dari tulang, tulang rawan, lemak, otot, pembuluh darah, atau jaringan ikat.
- Limfoma ialah kanker yang berasal dari kelenjar getah bening dan jaringan sistem kekebalan tubuh.
- Adeno karsinoma ialah kanker yang berasal dari tiroid, kelenjar pituitari, kelenjar adrenal, kelenjar parotis dan jaringan kelenjar lainnya.
- Leukemia ialah kanker yang berasal dari jaringan pembentuk darah seperti sumsum tulang dan sering menumpuk dalam aliran darah.
Adapun penamaan lain tergantung dari jenis sel yang terlibat. Sebagai contoh melanoma maligna (kanker dari sel melanosit penghasil melanin), multiple myeloma, dan lain lain. Terdapat lebih daripada 100 jenis kanker dan masing-masing diklasifikasi berdasarkan jenis sel yang terlibat. WHO melaporkan lima besar jenis kanker yang ditemukan pada laki-laki di dunia pada tahun 2012, yaitu kanker paru, prostat, kolorektum, kanker lambung, dan kanker hati. Sedangkan pada perempuan yang terbanyak adalah kanker payudara, kolorektum, paru-paru, serviks uteri, serta kanker lambung
FAKTOR RISIKO
Terdapat empat faktor penyebab kanker seperti biologis, lingkungan, makanan dan psikologis. Keempat-empat faktor penyebab kanker tersebut dijelaskan seperti berikut:
- Biologis
(a) Keturunan: Sejumlah penelitian menemukan bahwa sekitar 5% dari kasus kanker diakibatkan oleh faktor keturunan.
(b) Hormon: estrogen yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya kanker kandungan dan kanker payudara. Sedang hormon progesteron meskipun dapat mencegah timbulnya kanker endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara. Kedua jenis hormon tersebut banyak digunakan sebagai bahan pil atau suntik KB maupun terapi hormon pada wanita menopause. Penggunaan jangka panjang dapat mengurangi resiko kanker kandungan dan endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara dan kanker hati.
(c) Virus dan kuman: Virus human papilloma (HPV), merupakan penyebab utama kanker leher rahim dan dapat meningkatkan resiko timbulnya kanker jenis lain. Virus hepatitis B dan hepatitis C dapat memicu timbulnya kanker hati. Virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV-1) meningkatkan resiko limfoma dan leukemia. Virus human immunodefisiensi (HIV) yang dikenal sebagai penyebab AIDS ini meningkatkan resiko limfoma dan Kaposi’s sarcoma. Virus Epstein-Barr meningkatkan resiko terjangkitnya limfoma. Virus human herpes 8 (HHV8) dapat menyebabkan Kaposi’s sarcoma. Helicobacter pylori penyebab luka lambung dan usus juga dapat menimbulkan kanker di sepanjang saluran pencernaan.
- Lingkungan
(a) Tembakau: Asap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok aktif maupun perokok pasif dapat menyebabkan kanker paru paru, pita suara, mulut, tenggorokan, ginjal, kandung kencing, kerongkongan, saluran cerna, pankreas, leukemia, dan leher rahim.
(b) Penyinaran yang berlebihan: Sinar matahari pagi baik untuk kesehatan. Tetapi sinar matahari siang yang banyak mengandung ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit.
(c) Polusi udara
- Makanan dan pola hidup
Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam makanan dapat menjadi pemicu kanker, misalnya zat pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan dan perasa buatan. Padahal hampir semua makanan/minuman produksi pabrik atau yang dijual di restoran mengandung zat-zat tambahan tersebut. Selain itu kebanyakan sayur-sayuran dan buah-buahan ditanam dengan mengandalkan pupuk buatan dan pestisida. Makanan yang dipanggang, dibakar, atau digoreng dengan minyak jelantah juga berpotensi menyebabkan kanker. Sepertiga kematian akibat kanker berhubungan dengan lima kebiasaan gaya hidup dan pola makan. Kelima faktor tersebut yaitu obesitas, diet rendah sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, penggunaan tembakau, konsumsi daging merah yang berlebih, dan penggunaan alkohol.
- Psikologis
Kondisi stress dapat melemahkan respon imunitas tubuh. Menurunnya sistem imunitas ini mempermudah sel-sel kanker menyerang tubuh karena kemampuan sel imun untuk mengenal dan melawan tidak dapat berfungsi secara baik.
TANDA DAN GEJALA
Gejala kanker cukup bervariasi dan tergantung lokasi kanker, tahap penyebaran, dan ukuran tumor. Beberapa kanker dapat dirasakan atau dilihat melalui kulit seperti benjolan pada payudara atau testis dan dapat dijadikan indikator lokasi kanker tersebut. Kanker kulit sering diidentifikasi dengan perubahan kulit seperti borok, kutil, atau tahi lalat. Beberapa kanker rongga mulut memberikan gambaran bercak putih di dalam mulut atau bintik putih di lidah.
Jenis kanker lain memiliki gejala yang kurang jelas secara fisik. Beberapa tumor otak cenderung menampilkan gejala awal penyakit karena mereka mempengaruhi fungsi kognitif penting. Kanker pankreas biasanya terlalu kecil untuk menyebabkan gejala sehingga rasa sakit terjadi akibat dorongan terhadap saraf terdekat. Selain itu, ia juga mengganggu fungsi hati sehingga tampilan kulit dan mata menguning yang dikenal sebagai ikterus. Gejala juga dapat terjadi akibat tumor yang menyebabkan penekanan terhadap organ dan pembuluh darah. Misalnya, kanker kolon dapat menyebabkan gejala seperti sembelit, diare, buang air besar berdarah, dan perubahan ukuran tinja. Kanker kandung kemih atau prostat dapat menyebabkan perubahan dalam fungsi berkemih.
Karena sel kanker menggunakan energi tubuh dan mengganggu fungsi normal hormon, terdapat kemungkinan besar untuk memperlihatkan gejala seperti demam, lelah, keringat berlebihan, anemia, dan penurunan berat badan tanpa sebab. Pada pasien kanker paru-paru atau tenggorokan akan presentasi simptom seperti batuk dan suara serak.
Ketika kanker menyebar atau bermetastasis, gejala tambahan dapat dilihat di area baru yang terkena dampak. Bengkak atau pembesaran kelenjar getah bening merupakan gejala awal. Jika kanker menyebar ke otak, pasien mungkin mengalami vertigo, sakit kepala, atau kejang. Manakala penyebaran ke paru-paru dapat menyebabkan batuk dan sesak napas. Selain itu, juga menyebabkan hati membesar, penyakit kuning, tulang rapuh dan mudah patah. Gejala metastasis akhirnya tergantung pada lokasi kanker menyebar.
SKRINING, DETEKSI DINI DAN DIAGNOSIS
Pada kanker payudara dengan tumor ukuran kecil umumnya tidak ditemui gejala tertentu. Maka dari itu, skrining sangat penting dilakukan sebagai langkah pemeriksaan dini. Skrining berguna untuk menentukan diagnosis dan mengetahui stadium kanker. Stadium kanker ditentukan dengan melihat penyebaran sel kanker saat pertama kali pasien didiagnosis. Deteksi dini kanker dapat meningkatkan pengobatan yang berhasil dan prognosis baik. Dokter menggunakan informasi dari gejala dan beberapa prosedur lain untuk mendiagnosis kanker. Teknik pencitraan seperti X-ray, CT Scan, MRI Scan, PET Scan, dan Ultrasound digunakan secara teratur untuk mendeteksi lokasi tumor. Dokter juga dapat melakukan endoskopi. Pengekstrakan sel-sel kanker dan melihat di bawah mikroskop adalah satu-satunya cara mutlak untuk mendiagnosis kanker. Prosedur ini disebut biopsi. Tes diagnostik molekul yang sering digunakan juga seperti menganalisis lemak, protein, dan DNA pada tingkat molekul. Sebagai contoh, sel-sel kanker prostat mensekresi zat kimia yang disebut PSA (prostate-specific antigen) ke dalam aliran darah yang dapat dideteksi oleh tes darah. Molekuler diagnostik, biopsi, dan teknik pencitraan digunakan secara bersama-sama untuk mendiagnosis kanker.
PENATALAKSANAAN
Terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia, status kesehatan, dan karakteristik pribadi tambahan. Tidak ada pengobatan tunggal untuk kanker dan pasien sering menerima kombinasi terapi dan perawatan paliatif. Perawatan biasanya termasuk dalam salah satu kategori seperti operasi, radiasi, kemoterapi, immunoterapi, terapi hormon, atau terapi gen. Prinsip kerja pengobatan adalah membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan pertumbuhannya agar tidak menyebar dan mengurangi gejala-gejala yang disebabkan oleh kanker.
- Operasi
Pembedahan merupakan terapi utama untuk kanker. Yang pertama dan utama, sebisa mungkin kanker yang tampak dihilangkan dari tubuh. Jika kanker belum bermetastasis, kemungkinan besar pasien dapat disembuhkan sepenuhnya hanya dengan operasi.
- Kemoterapi
Kemoterapi terkadang merupakan pilihan pertama untuk menangani kanker. Kemoterapi bersifat sistematik. Kemoterapi dapat menjangkau sel-sel kanker yang mungkin sudah menjalar dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Penggunaan kemoterapi berbeda-beda pada setiap pasien, kadang-kadang sebagai pengobatan utama, pada kasus lain dilakukan sebelum atau setelah operasi dan radiasi. Tingkat keberhasilan kemoterapi juga berbeda-beda tergantung jenis kankernya.
- Radioterapi
Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif. Sinar X, elektron, dan sinar γ (gamma) banyak digunakan dalam pengobatan kanker disamping partikel lain. Pada prinsipnya apabila berkas sinar radioaktif atau partikel dipaparkan ke jaringan, maka akan terjadi berbagai peristiwa antara lain peristiwa ionisasi molekul air yang mengakibatkan terbentuknya radikal bebas di dalam sel yang pada gilirannya akan menyebabkan kematian sel. Lintasan sinar juga menimbulkan kerusakan akibat tertumbuknya DNA yang dapat diikuti kematian sel.
- Imunoterapi
Imunoterapi digunakan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Misal, vaksin yang terdiri dari antigen diperoleh dari sel tumor bisa menaikkan fungsi tubuh pada antibodi atau sel kekebalan.
- Terapi hormon
Kanker dikaitkan dengan beberapa jenis hormon, terutamanya kanker payudara dan kanker prostat. Terapi hormon dirancang untuk mengubah produksi hormon dalam tubuh sehingga sel-sel kanker berhenti berkembang atau dibunuh sepenuhnya. Terapi hormon kanker payudara sering fokus pada pengurangan kadar estrogen (obat umum untuk ini adalah tamoxifen) dan hormon terapi kanker prostat sering fokus pada pengurangan kadar testosteron. Selain itu, beberapa kasus leukemia dan limfoma dapat diobati dengan hormon kortison.
PENCEGAHAN
Sebagian besar kasus kanker dan kematian akibat kanker dapat dicegah dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang efektif, seperti pengendalian tembakau, vaksinasi, penerapan pola hidup bersih dan sehat, serta penerapan program skrining dan tes deteksi dini. Program skrining dan tes deteksi dini lebih ditekankan kepada masyarakat yang memiliki faktor risiko keturunan. Apabila ditemukan kecurigaan adanya pertumbuhan jaringan yang abnormal (tumor), segera melakukan pemeriksaan. Tatalaksana yang dimulai di saat tumor masih stadium awal akan membuahkan hasil yang lebih baik.
Diperlukan adanya penyuluhan dan pembelajaran bagi masyarakat. Pemahaman yang baik tentang kanker akan menghindarkan masyarakat pengidap kanker terjerumus pada penanganan yang salah yang tanpa didasari ilmu dan penelitan. Bahkan hal ini juga menghindarkan masyarakat terjerumus dalam hal berbau mitos.
Demikian Selayang pandang tentang kanker.
Jadi #SobatSehat tidak perlu takut, jangan ragu untuk melakukan skrining dan deteksi dini apabila anda termasuk orang berisiko. Jangan takut untuk segera periksa jika ada gejala tumor. Segera periksa sampai terbukti itu jinak atau ganas, itu kanker atau bukan. Semakin awal diketahui, semakin awal penanganan, semakin mudah mencapai keberhasilan. Karena bila sudah menyebar, secara ilmiah, pengidap akan lebih cepat menemui ajal kematian. Wallahu a’lam.