Terapi Trombolitik Dalam Menangani Stroke Iskemik

Terapi Trombolitik Dalam Menangani Stroke Iskemik

Penulis :

R.Aj. Hanindia Riani Prabaningtyas, dr.,Sp.S(K)

Apa itu Terapi Trombolitik?

Terapi trombolitik adalah suatu metode pengobatan yang bertujuan untuk melarutkan gumpalan darah (trombus) yang menghalangi aliran darah ke otak. Gumpalan darah ini dapat menyebabkan stroke iskemik, yang terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terganggu atau terhenti. Terapi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan obat-obatan tertentu, yang paling umum adalah tPA (tissue plasminogen activator), yang dapat membantu mengembalikan aliran darah yang terganggu.

Manfaat Terapi Trombolitik dalam Menangani Stroke Iskemik

Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah otak tersumbat oleh gumpalan darah. Terapi trombolitik memiliki manfaat utama dalam mengembalikan aliran darah ke otak dengan cepat, sehingga mengurangi kerusakan otak lebih lanjut. Beberapa manfaat terapi trombolitik antara lain:

  1. Mengurangi risiko kerusakan otak akibat stroke.
  2. Meningkatkan peluang pemulihan fungsional pasien.
  3. Mengurangi risiko komplikasi yang lebih parah, seperti kelumpuhan atau gangguan bicara.
  4. Memberikan waktu bagi otak untuk menerima oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk proses pemulihan.

Kapan Penderita Stroke Iskemik Perlu Menjalani Terapi Trombolitik?

Penderita stroke iskemik dapat diberikan terapi trombolitik jika mereka memenuhi beberapa kriteria penting, di antaranya:

  1. Pemberian dalam waktu yang tepat: Terapi trombolitik harus diberikan dalam waktu 4,5 jam setelah gejala stroke pertama kali muncul. Semakin cepat terapi ini diberikan, semakin besar peluang kesuksesan.
  2. Diagnosis stroke iskemik: Hanya pasien dengan stroke iskemik (yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah) yang bisa menerima terapi ini, bukan stroke hemoragik (pendarahan otak).
  3. Kondisi medis yang stabil: Pasien harus berada dalam kondisi yang cukup stabil dan tidak memiliki kontraindikasi medis yang menghalangi penggunaan terapi trombolitik.

Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Terapi Trombolitik

Indikasi Terapi Trombolitik :

  1. Stroke iskemik yang didiagnosis dengan hasil CT scan atau MRI.
  2. Pasien yang datang ke rumah sakit dalam waktu 3 hingga 4,5 jam setelah gejala stroke
  3. Pasien dengan gangguan neurologis yang jelas dan tanpa komplikasi pendarahan.

Kontraindikasi Terapi Trombolitik :

  1. Stroke hemoragik (stroke yang disebabkan oleh perdarahan otak).
  2. Riwayat pendarahan internal yang serius, seperti perdarahan saluran cerna atau perdarahan dalam otak.
  3. Pasien dengan tekanan darah sangat tinggi yang tidak terkendali.
  4. Riwayat gangguan pembekuan darah atau penggunaan obat pengencer darah.
  5. Usia yang sangat lanjut atau kondisi medis berat memerlukan pertimbangan untuk melakukan prosedur ini.

Prosedur Terapi Trombolitik

Prosedur terapi trombolitik biasanya dimulai dengan penilaian medis lengkap untuk memastikan bahwa pasien memenuhi kriteria untuk terapi ini. Setelah itu, pasien akan diberikan obat trombolitik, biasanya melalui infus intravena. Penggunaan tPA adalah salah satu yang paling umum, yang bekerja dengan melarutkan bekuan darah di pembuluh darah otak. Dalam beberapa kasus, jika trombus sangat besar, prosedur tambahan seperti trombektomi mekanik (pengambilan trombus secara langsung) bisa dilakukan.

Prosedur ini dilakukan oleh tim medis yang terlatih di unit stroke atau ruang gawat darurat. Pasien juga akan dipantau secara ketat selama dan setelah prosedur untuk meminimalkan risiko efek samping

 Efek Samping Terapi Trombolitik

Meskipun terapi trombolitik bisa sangat efektif, namun prosedur ini juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai, seperti:

  1. Pendarahan: Obat trombolitik bisa menyebabkan perdarahan internal, terutama jika diberikan pada pasien yang memiliki gangguan pembekuan darah.
  2. Reaksi alergi: Beberapa pasien mungkin mengalami reaksi alergi terhadap obat yang diberikan, meskipun hal ini jarang terjadi.
  3. Stroke Hemoragik: Pada beberapa kasus, terapi trombolitik justru dapat menyebabkan stroke hemoragik, yang merupakan komplikasi serius.
  4. Infeksi: Dalam prosedur yang melibatkan penggunaan kateter atau infus, risiko infeksi bisa meningkat.
  5. Penting untuk melakukan pemantauan ketat setelah terapi trombolitik untuk mendeteksi dan mengatasi efek samping tersebut.

Kesimpulan

Terapi trombolitik memainkan peran yang sangat penting dalam penanganan stroke iskemik. Dengan memberikan obat trombolitik dalam waktu yang tepat, aliran darah ke otak bisa dipulihkan, mengurangi kerusakan otak, dan meningkatkan peluang pemulihan bagi pasien. Namun, terapi ini tidak tanpa risiko dan harus diberikan hanya kepada pasien yang memenuhi kriteria medis yang tepat. Oleh karena itu, penting bagi pasien dan keluarga untuk memahami indikasi, kontraindikasi, serta prosedur terapi trombolitik agar pengobatan dapat berjalan dengan efektif dan aman.

Jika Anda atau keluarga ada yang menderita stroke dan membutuhkan pertolongan lebih lanjut, jangan tunda untuk segera menghubungi dokter spesialis saraf di RS UNS.